Liputan6.com, Jakarta - Proyek Light Rail Transit (LRT) Jakarta sudah mulai mendekati masa rampung. Fasilitas yang ditawarkan nantinya oleh LRT Jakarta pun juga berstandar internasional.
Direktur Utama PT LRT Jakarta, Allan Tandiono mengatakan, pembangunan sejak awal proyek memang telah menyiapkan segala sesuatunya dengan standar kelas dunia.
“Makanya ada eskalator, ada lift, ada CCTV, ada public announcer, di kereta itu ada voice intercom. Yaitu ya, kelas dunia,” tukasnya di Stasiun LRT Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu (14/11/2018).
Allan menyebutkan, fasilitas lainnya pun juga mencakup musala, ruang menyusui, dan klinik. Semua fasilitas ini pun juga disesuaikan untuk kebutuhan kaum difabel. Selain itu, petugas yang akan beroperasi nantinya juga dipastikan akan memiliki standar yang sesuai.
“Sebelum masinis bekerja itu harus dicek secara fisik dan mental itu siap kerja, itu semua ada (disiapkan),” lanjuta Allan.
Ia menuturkan, dalam perkiraannya, sejauh ini konstruksi proyek LRT Jakarta sudah mencapai 90 persen. Sedangkan untuk sarana sudah 99 persen.
"Memang targetnya itu rampung akhir tahun ini, dan kita harapkan awal tahun depan sudah bisa beroperasi full,” tandas Allan.
Sementara itu, Allan menambahkan, penetapan tarif masih menunggu keputusan dari Pemerintah Provinsi DKI.
Uji Coba
Sementara untuk uji standar dan statis kereta LRT juga telah dilakukan oleh Anggota Ombudsman, Alamsyah Saragih di hari yang sama. Alamsyah mengatakan, ia berencana mengintegrasikan penanganan keluhan LRT kepada Ombudsman.
Ia ingin ada sebuah aplikasi khusus yang bisa menampung keluhan dan masukan dari para pengguna LRT Jakarta.
“Nah itu nanti akan kita bicarakan lebih lanjut. Kedua, kemungkinan kita akan memperkenalkannya nanti waktu sudah beroperasi, dan akan ada semacam memberikan insentif bagi 100 pelapor pertama terkait standar minimum pelayanan supaya pengelola dan Pemprov DKI bisa dapat feedback untuk perbaikan,” tuturnya.
Kepala Dinas Perhubungan, Sigit Widjatmoko juga mengatakan, simulasi uji coba dinamis kereta direncanakan berlangsung minggu depan.
Menurutnya, yang terpenting adalah memastikan kesiapan dari pelaksanaan uji coba.
“Ya kita kan tadi sampaikan ke Pak Alam, bahwa yang paling penting adalah bagaimana me-manage crowd,” Sigit berujar.
“Berapa kecepatan reader untuk membaca tiket. Harus menjadi bagian. Tentunya tidak hanya penyediaan sarana fisik, tapi juga pengelolaan pengaturan perjalanan orang seperti apa,” lanjut Sigit.